Seperti apakah budaya daerahku?


Identitas Pembelajaran

PenyusunRiyan Dwiyanto
InstansiSD Negeri Argopeni
Tahun Penyusunan2025
KelasV
Mata PelajaranIPAS
BAB7. Daerah Kebanggaanku
Materi PokokWarisan Budaya Daerah
Capaian PembelajaranSiswa mengenal keragaman budaya nasional yang dikatikan dengan konteks kebhinekaan.
Tujuan PembelajaranMengenal warisan budaya dan mengetahui sejarahnya untuk kemudian dikaitkan dengan kehidupan saat ini.

Budaya nusantara

Jauh sebelum bangsa asing datang ke nusantara, masyarakat sudah terlebih dahulu mengarungi lautan untuk berdagang dan melakukan kerjasama antar kerajaan di nusantara.

Hal yang sama terjadi saat bangsa asing berdatangan ke Nusantara. Pedagang adri Tionghoa, Arab, Indiaa, Portugis, Inggris, dan Belanda juga melakukan interaksi dengan masyarakat lalu tinggal dan menetap serta memperkenalkan budaya dari negara asalnya. Budaya tersebut lambat laun mempengaruhi budaya lokal dan membentuk akulturasi budaya yang merupakan campuran dari dua kebudayaan.

Jenis Warisan Budaya

Warisan budaya benda

Warisan budaya benda adalah peninggalan dari nenek moyang yang berbentuk fisik dan dapat dilihat atau disentuh. Warisan ini mencerminkan kebudayaan, sejarah, dan kehidupan masyarakat di masa lampau. Contohnya bisa berupa bangunan bersejarah, pakaian adat, makanan tradisional, senjata, dan alat musik.

Warisan budaya benda sangat penting untuk dijaga karena menunjukkan identitas suatu daerah dan menjadi bukti kekayaan budaya Indonesia.

Bangunan bersejarah

Bangunan bersejarah adalah bangunan yang memiliki nilai penting karena perannya sebagai saksi atas suatu peristiwa atau periode penting di masa lalu. Nilai penting ini bisa berkaitan dengan:

  • Sejarah: Melambangkan peristiwa, tokoh, atau perkembangan suatu era.
  • Ilmu Pengetahuan: Memberikan informasi tentang teknologi, arsitektur, atau gaya hidup di masa lampau.
  • Pendidikan: Menjadi sarana belajar dan pemahaman tentang warisan budaya.
  • Agama: Memiliki makna spiritual atau keagamaan.
  • Kebudayaan: Merepresentasikan identitas, tradisi, atau kekayaan budaya suatu daerah atau bangsa.
  • Kesenian/Estetika: Memiliki keunikan arsitektur, gaya, atau keindahan yang luar biasa.
  • Keunikan: Memiliki karakteristik yang langka atau tidak biasa.

Bangunan bersejarah seringkali ditetapkan sebagai Cagar Budaya melalui proses resmi untuk menjamin perlindungan dan kelestariannya.

Fungsi/Penggunaan Bangunan Bersejarah Saat Ini

Meskipun memiliki nilai historis, banyak bangunan bersejarah saat ini tidak lagi berfungsi seperti aslinya. Melalui konsep adaptasi guna ulang (adaptive reuse), bangunan-bangunan ini diberi fungsi baru yang relevan dengan kebutuhan masa kini, tanpa menghilangkan nilai dan karakter aslinya.

  1. Pariwisata dan Edukasi: Museum, Destinasi Wisata Sejarah, Pusat Kebudayaan dan Seni.
  2. Komersial: Restoran dan Kafe, Hotel dan Penginapan, Pusat Perbelanjaan atau Area Ritel, Kantor atau Ruang Kerja Bersama
  3. Pemerintahan dan Fasilitas Publik: Kantor Pemerintahan, Perpustakaan, Fasilitas Komunitas.
  4. Hunian

Manfaat dari pemanfaatan kembali bangunan bersejarah ini antara lain:

  • Pelestarian Warisan Budaya: Memastikan bangunan tetap terawat dan lestari, serta nilai-nilainya dapat diturunkan ke generasi berikutnya.
  • Pengembangan Ekonomi Lokal: Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan dari sektor pariwisata dan bisnis terkait.
  • Revitalisasi Kawasan Kota: Menghidupkan kembali daerah-daerah tua yang mungkin terbengkalai.
  • Edukasi dan Kesadaran Sejarah: Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang masa lalu dan pentingnya pelestarian.
  • Daya Tarik Unik: Memberikan ciri khas dan identitas pada suatu daerah.
Contoh Bangunan Bersejarah:

  • Jawa Tengah: Candi Borobudur (Magelang), Candi Prambanan (Klaten).
  • Kebumen: Benteng Van Der Wijck (Gombong)

pakaian TRADISIONAL

Pakaian adat adalah busana tradisional yang menjadi identitas dan ciri khas suatu suku, daerah, atau kelompok masyarakat tertentu. Pakaian adat tidak hanya sekadar penutup tubuh, melainkan juga memiliki nilai-nilai filosofis, historis, dan estetis yang mendalam. Ciri-ciri pakaian adat biasanya mencakup:

  • Desain dan Bentuk: Unik dan spesifik untuk setiap daerah, seringkali mencerminkan adaptasi terhadap lingkungan dan gaya hidup masyarakatnya.
  • Warna: Memiliki makna simbolis tertentu, bisa melambangkan status, kepercayaan, atau elemen alam.
  • Motif dan Ornamen: Mengandung simbol-simbol budaya, mitos, atau cerita lokal yang diwujudkan dalam ukiran, sulaman, tenunan, atau hiasan lainnya.
  • Bahan: Umumnya menggunakan bahan-bahan lokal seperti kain tenun, kain batik, kain songket, atau bahan alami lainnya.
  • Aksesori: Dilengkapi dengan perhiasan seperti mahkota, kalung, gelang, keris, atau hiasan kepala yang juga memiliki makna tertentu.
  • Tata Cara Pemakaian: Ada aturan atau tata cara tertentu dalam mengenakan pakaian adat, seringkali disesuaikan dengan acara atau status pemakainya.

Fungsi/Penggunaan Pakaian Adat Saat Ini

  1. Identitas dan Simbol Kebanggaan
  2. Upacara Adat dan Keagamaan
  3. Pertunjukan Seni dan Budaya
  4. Pariwisata dan Edukasi
  5. Media dan Komersial
  6. Kegiatan Sosial dan Komunitas

Meskipun demikian, ada tantangan dalam pelestarian pakaian adat, seperti kurangnya minat generasi muda, biaya produksi yang tinggi, atau kurangnya penenun/pengrajin. Oleh karena itu, upaya pelestarian melalui edukasi, festival, dan inovasi desain sangat penting untuk memastikan pakaian adat tetap lestari dan relevan di era modern.

Pakaian Adat Kebumen

Sebagai bagian dari Jawa Tengah, pakaian adat Kebumen secara umum memiliki kemiripan dengan pakaian adat Jawa Mataraman lainnya (seperti Yogyakarta atau Solo), namun Kabupaten Kebumen telah meluncurkan dan mengatur pakaian adat khas daerahnya sendiri melalui Peraturan Bupati. Hal ini dilakukan untuk menggali dan menonjolkan identitas lokal Kebumen, yang dipengaruhi oleh kehidupan agraris dan semangat egaliter masyarakatnya.

makanan TRADISIONAL

Makanan tradisional adalah hidangan kuliner yang resepnya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi dalam suatu komunitas, daerah, atau kelompok etnis tertentu.

  • Bahan Baku Lokal: Menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di lingkungan setempat, seperti hasil pertanian, perkebunan, peternakan, atau perairan.
  • Teknik Memasak Tradisional: Proses pengolahan yang khas, seringkali menggunakan peralatan dan metode kuno (misalnya dikukus, dibakar dengan arang, direbus dalam gerabah, fermentasi alami, dsb.).
  • Nilai Budaya dan Sejarah: Setiap hidangan seringkali memiliki cerita di balik penciptaannya, terkait dengan sejarah, kepercayaan, upacara adat, atau gaya hidup masyarakat.
  • Cita Rasa Khas: Memiliki profil rasa yang unik dan berbeda dari makanan modern, seringkali kuat dengan rempah-rempah alami.

Makanan tradisional bukan hanya sekadar santapan, melainkan juga bagian integral dari identitas budaya dan warisan tak benda suatu masyarakat.

Fungsi/Penggunaan Makanan Tradisional Saat Ini

Meskipun makanan modern dan cepat saji semakin populer, makanan tradisional tetap memiliki peran penting dan terus digunakan dalam berbagai konteks:

  • Pelestarian Budaya dan Identitas.
  • Perayaan dan Upacara Adat.
  • Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
  • Kehidupan Sehari-hari.
  • Kesehatan dan Keberlanjutan.

Contoh Makanan Tradisional di Kebumen

Kebumen memiliki beberapa makanan khas yang mencerminkan kekayaan sumber daya alam dan kearifan lokalnya:

  • Sate Ambal
  • Nasi Penggel
  • Lanting
  • Sale Pisang
  • Tempe Mendoan (bukan asli Kebumen, tetapi sangat populer dan dianggap makanan khas di wilayah Banyumas Raya, termasuk Kebumen)
  • Golak
  • Yutuk

senjata tradisional

Senjata tradisional adalah alat atau perkakas yang secara historis digunakan oleh suatu kelompok masyarakat, suku, atau bangsa untuk keperluan pertahanan diri, berburu, peperangan, upacara adat, atau sebagai simbol status. Senjata ini biasanya dibuat dengan material dan teknik yang tersedia secara lokal pada masa itu, serta memiliki desain dan filosofi yang khas bagi kebudayaan pemiliknya.

Ciri-ciri senjata tradisional meliputi:

  • Bahan Baku Lokal: Dibuat dari bahan-bahan alami yang tersedia di lingkungan sekitar, seperti besi, baja, kayu, bambu, tanduk, atau batu.
  • Teknik Pembuatan Khas: Melibatkan keahlian turun-temurun, seperti pandai besi tradisional, ukiran kayu, atau anyaman.
  • Desain Unik: Bentuk, ukuran, dan ornamen yang spesifik untuk setiap daerah atau suku, seringkali memiliki makna simbolis atau estetika tertentu.
  • Fungsi Beragam: Tidak hanya untuk menyerang atau bertahan, tetapi juga untuk keperluan sehari-hari (berburu, pertanian), ritual, atau sebagai penanda identitas.
  • Nilai Sejarah dan Filosofis: Seringkali terkait dengan legenda, mitos, atau ajaran moral dalam masyarakat.

Fungsi/Penggunaan Senjata Tradisional Saat Ini

  • Identitas Budaya dan Pelestarian Warisan: Simbol Budaya, Benda Koleksi, Materi Edukasi.
  • Upacara Adat dan Ritual: Pelengkap Pakaian Ada, Benda Pusaka, Tarian Tradisional,
  • Seni dan Kerajinan: Karya Seni, Suvenir dan Cenderamata,
  • Pariwisata dan Pertunjukan: Daya Tarik Wisata, Festival Budaya.
  • Simbol dan Filosofi: Meski tidak lagi digunakan dalam pertempuran fisik, filosofi dan makna simbolis di balik senjata tradisional tetap diajarkan dan dihayati, seperti keris yang melambangkan kepemimpinan atau golok yang melambangkan keberanian. 
Contoh Senjata Tradisional di Kebumen

Sebagai bagian dari Jawa Tengah, senjata tradisional utama Kebumen juga adalah Keris dan Tombak. Namun, ada beberapa senjata lain yang mungkin lebih umum ditemukan atau memiliki kekhasan lokal:

  • Keris Kebumen: Seperti keris Jawa pada umumnya, keris Kebumen juga memiliki beragam bentuk bilah dan pamor. Kekhasan bisa terletak pada dapur (bentuk bilah) tertentu atau ricikan (detail hiasan) yang menjadi ciri khas empu lokal Kebumen di masa lalu. Masyarakat Kebumen juga memiliki keris sebagai pusaka keluarga yang diwariskan.
  • Tombak: Di Kebumen, tombak juga merupakan senjata pusaka yang sering disimpan oleh keluarga turun-temurun atau oleh desa sebagai simbol kekuatan.
  • Golok: Meskipun sederhana, golok adalah senjata sekaligus alat serbaguna yang sangat umum di pedesaan Jawa, termasuk Kebumen. Golok memiliki bilah tunggal, tebal, dan kuat, dengan ukuran bervariasi.

alat musik  TRADISIONAL

Alat musik tradisional adalah instrumen musik yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dalam suatu budaya, daerah, atau kelompok masyarakat tertentu. Alat musik ini biasanya:

  • Terbuat dari bahan alami: Sering kali memanfaatkan material yang tersedia di lingkungan sekitar seperti kayu, bambu, kulit hewan, logam, atau tempurung kelapa.
  • Memiliki teknik pembuatan khas: Proses pembuatannya melibatkan keahlian dan pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
  • Memiliki karakteristik suara unik: Menghasilkan bunyi yang khas dan sering kali berbeda dengan instrumen modern, mencerminkan melodi dan harmoni lokal.
  • Terikat pada konteks budaya: Penggunaannya seringkali berkaitan erat dengan upacara adat, ritual keagamaan, pertunjukan seni, atau cerita rakyat.
  • Memiliki nilai filosofis dan sejarah: Setiap instrumen bisa jadi memiliki makna simbolis atau sejarah di balik keberadaannya.

Fungsi/Penggunaan Alat Musik Tradisional Saat Ini

Meskipun zaman terus berkembang dan alat musik modern banyak digunakan, alat musik tradisional tetap memegang peranan penting dan digunakan dalam berbagai konteks:

  • Pelestarian Budaya dan Identitas: Identitas Kultural, Edukasi.
  • Upacara Adat dan Ritual Keagamaan: Pengiring Upacara, Benda Sakral.
  • Pertunjukan Seni dan Hiburan: Musik Tradisional, Pengiring Tari dan Teater, Kolaborasi Modern
  • Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Daya Tarik Wisata, Industri Kreatif, Cenderamata.
  • Simbol dan Filosofi: Meskipun tidak selalu dimainkan, beberapa alat musik tradisional tetap disimpan sebagai simbol kehormatan, kebijaksanaan, atau kekuatan, dengan nilai filosofis yang diwariskan.

Contoh Alat Musik Tradisional di Kebumen

Sebagai bagian dari Jawa Tengah, alat musik tradisional utama di Kebumen juga didominasi oleh Gamelan. Gamelan di Kebumen memiliki karakteristik yang mirip dengan gamelan Jawa Tengah lainnya (gamelan gaya Surakarta atau Yogyakarta), namun mungkin ada sedikit perbedaan dalam laras (pathet) atau gaya tabuhan yang menjadi ciri khas lokal.

tahukah kamu?

Budaya merupakan segala sesuatu yang dihasilkan oleh akal budi manusia.

Selain sebagai identitas, kebudayaan juga sebagai kepribadian suatu bangsa. Dalam rangka memperkaya kebudayaan nasional, bangsa kita mengembangkan budaya daerah, sehingga hubungan antara keduanya sangat erat karena kebudayaan nasional bersumber dari kebudayaan daerah.

Warisan budaya Tak benda

Menurut UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization), Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) adalah praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan, serta instrumen, objek, artefak budaya dan ruang-ruang budaya yang terkait dengannya, yang diakui oleh suatu masyarakat, kelompok, atau individu sebagai bagian dari warisan budaya mereka.

Singkatnya, WBTB adalah warisan budaya yang tidak berwujud fisik, tetapi diwariskan dari generasi ke generasi. Ia hidup, berubah, dan terus dipraktikkan oleh komunitas. Yang terpenting, WBTB memberikan rasa identitas dan keberlanjutan bagi suatu komunitas, membantu mereka tetap terhubung dengan masa lalu dan masa kini.

Tradisi Lisan dan Ekspresi

Tradisi lisan dan ekspresi meliputi bahasa, cerita rakyat, mitos, legenda, puisi, nyanyian, epos, pantun, dan bentuk-bentuk ekspresi lisan lainnya. Ini adalah cara masyarakat menyampaikan pengetahuan, nilai, dan sejarah mereka dari mulut ke mulut.

Contoh: Dongeng, mantra, pantun, cerita rakyat, tradisi tutur.

Seni Pertunjukan

Seni pertunjukan meliputi musik, tari, drama, teater, opera, seni sirkus, pantomim, dan segala bentuk pertunjukan yang melibatkan ekspresi tubuh dan suara.

Contoh: Tari tradisional (Kebumen: Tari Walet), wayang orang, Ludruk, Ketoprak.

Adat Istiadat Masyarakat, Ritual, dan Perayaan-perayaan

Meliputi kebiasaan sosial, upacara adat (pernikahan, kelahiran, kematian), festival, pesta rakyat, tradisi keagamaan, dan praktik-praktik komunal lainnya yang mengikat komunitas.

Contoh: Sekaten, upacara Grebeg, tradisi bersih desa.

Pengetahuan dan Praktik Mengenai Alam Semesta

Meliputi pengetahuan dan keterampilan tradisional terkait alam, lingkungan, praktik pengobatan tradisional, sistem pengetahuan tentang flora dan fauna, penanggalan tradisional, dan astronomi.

Contoh: Jamu tradisional, sistem irigasi, penanggalan Jawa, pranata mangsa.

Kemahiran Tradisional dan Kerajinan Tangan Tradisional

Meliputi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk membuat produk kerajinan tangan tradisional, seperti tekstil, gerabah, ukiran kayu, anyaman, perhiasan, dan pembuatan alat musik tradisional.

Contoh: Keterampilan membuat batik, keris, tenun ikat, ukiran, wayang kulit.

Yuk bermain kuis untuk materi ini

Studi Kasus

REOG PONOROGO DIKLAIM NEGARA LAIN

Reog Ponorogo adalah seni pertunjukan tradisional dari Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Tarian ini terkenal dengan ikon utama yaitu Singo Barong, sebuah topeng besar berbentuk singa dengan bulu merak yang indah. Reog biasanya dipentaskan dalam acara adat dan perayaan seperti Grebeg Suro.

Membuat Kliping

Setelah mempelajari BAB ini, cobalah membuat kliping tentang kebudayaan daerah di Indonesia. Lakukan bersama kelompokmu dan tempelkan hasilnya di mading kelas.