Jamjaneng


sejarah

Kesenian Jamjaneng merupakan kebudayaan asli Kebumen, tidak seperti budaya Rebana yang merupakan Budaya turunan dari bangsa Arab. Kesenian ini bermula dari zaman kerajaan Demak pada sekitar abad ke-7 sampai masa sekarang. Lagu-lagu Jamjaneng lebih banyak bernafaskan Islam, seperti misalnya Shalawat Nabi karena merupakan kesenian bertujuan dakwah.

Bentuk musik Jamjaneng lebih menjurus ke syair-syair yang Islami karena merupakan sarana dakwah Islam. Meski demikian, tak semua lagu Jamjaneng merupakan lagu dakwah, dalam kesenian Jamjaneng lagu dibagi menjadi dua. Yang pertama adalah lagu wajib, lagu ini merupakan lagu pokok, berisikan puji-pujian kepada Allah SWT, ataupun berisi tentang petuah-petuah hidup yang menyangkut tentang agama Islam. Yang kedua adalah lagu Blederan, lagu Blederan ini lebih bersifat menghibur dan ringan, lagu ini kadang digunakan sebagai penghibur agar tidak mengantuk, kesenian Jamjaneng dimainkan hanya menggunakan perasaan para penabuhnya, tak ada notasi yang mengatur dan mengikat. Hanya menggunakan improvisasi parapemainnya.

tujuan

Pada awal mulanya kesenian Jamjaneng merupakan kesenian yang dimainkan untuk tujuan dakwah agama Islam dimasa itu. Pada masa sekarang, kesenian Jamjaneng lebih bertujuan untuk melekatkan tali silaturahmi antar masyarakat karena jamjaneng merupakan suatu musik tradisi yang melibatkan banyak pemain. Musik tradisi ini biasa dimainkan saat upacara perkawinan, khitanan, bahkan acara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. 

Tokoh-Tokoh

Berikut ini merupakan tokoh tokoh yang mempengaruhi bentuk kesenian sebagai sarana media dakwah yang menjadikan kesenian Jamjaneng di Kebumen seperti sekarang ini.

Sunan Kalijaga

Sunan kalijaga merupakan orang yang pertama kali mempelopori kesenian sebagai sarana media dakwah Agama Islam.

Syekh Nur Muhammad

Tokoh Penemu kesenian Jamjaneng.

Syekh Zamzani

Merupakan tokoh yang Perintis & Pendiri kesenian Jamjaneng sebagai dakwah agama Islam. Kata janeng sendiri diambil dari kata Zamzani = Jamjaneng.

Mbah Amir Yusup

Tokoh yang mempopulerkan Kesenianj amjaneng di Kab.Kebumen, Beliau juga pengarang lagu janeng yang masih terus di lestarikan sampai hari ini, beliau berasal dari Desa Peniron Kec. Pejagoan Kebumen.

pementasan

Pada masa sekarang, kesenian Jamjaneng lebih bertujuan untuk melekatkan tali silaturahmi antar masyarakat karena jamjaneng merupakan suatu musik tradisi yang melibatkan banyak pemain. Musik tradisi ini biasa dimainkan saat upacara perkawinan, khitanan, bahkan acara HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Pemain dalam kesenian Jamjaneng bervariasi dari berbagai umur, dalam satu group janeng biasanya terdiri dari 15-20 orang. 5 orang bertugas menabuh alat musik atau biasa disebut sebagai waranggana, 2 orang sebagai dalang, dan yang lain bertugas menyanyikan syair secara bergantian ataupun secara bersamaan.

Sumber: Disparbud Kebumen