Nasi Penggel


Tentang NASI Penggel

Nasi Penggel adalah salah satu ikon kuliner khas Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yang tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga menyimpan cerita sejarah dan filosofi mendalam.

Kata "Penggel" dalam bahasa Jawa memiliki arti "dibulatkan" atau "dikepal". Nasi penggel berarti nasi yang dibentuk bulat-bulat kecil, seukuran bola pingpong atau sedikit lebih besar. Biasanya, satu porsi Nasi Penggel terdiri dari beberapa bulatan nasi (sekitar 5-10 buah, tergantung selera pembeli).

Penyajian Tradisional (Pincuk)

Nasi Penggel secara autentik disajikan di atas pincuk, yaitu wadah berbentuk kerucut atau mangkuk yang terbuat dari daun pisang. Penggunaan daun pisang ini tidak hanya estetis tetapi juga menambah aroma harum alami pada nasi dan lauknya. Sendok yang digunakan pun seringkali dari daun pisang atau batok kelapa, menambah nuansa tradisional.

Lauk Pauk Khas

Nasi Penggel memiliki lauk pauk yang khas biasanya terdiri dari kikil sapi, aneka jeroan sapi, sayur nangka muda, tempe mendoan, tahu, dan sambal.

Nasi Penggel sebagian besar dijajakan dan dinikmati sebagai menu sarapan pagi. Warung-warungnya biasanya sudah buka sejak subuh dan seringkali habis menjelang siang.

Sumber: Disparbud Kebumen

Sejarah Nasi Penggel

Sejarah Nasi Penggel Kebumen memiliki keterikatan erat dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya pada tahun 1948.

Makanan Pejuang Kemerdekaan

Nasi Penggel konon diciptakan sebagai bekal makanan bagi para pejuang kemerdekaan, terutama dari Angkatan Oemat Islam (AOI), yang pada masa itu bergerilya di hutan-hutan dan pegunungan Kebumen untuk melawan penjajah Belanda.

Kemudahan Distribusi

Bentuk nasi yang bulat dan ukurannya yang kecil memudahkan para pejuang untuk membawa bekal ini di dalam saku atau dibungkus daun pisang, serta praktis untuk disantap saat bersembunyi atau dalam kondisi bergerak.

Simbol Solidaritas dan Gotong Royong

Masyarakat Kebumen pada masa itu secara gotong royong membuat dan menyuplai Nasi Penggel untuk mendukung logistik para pejuang. Ini menunjukkan semangat kebersamaan dan solidaritas yang tinggi dalam menghadapi penjajah. Oleh karena itu, Nasi Penggel bukan hanya sekadar makanan, melainkan lambang perjuangan dan semangat pahlawan Kebumen.

Kebudayaan Masyarakat Kebumen Terkait Nasi Penggel

Nasi Penggel telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kebudayaan masyarakat Kebumen, hal ini menjadikan Nasi Penggel bukan hanya sekedar hidangan namun memiliki nilai filosofi terhadap kebudayaan masyarakat.

Simbol Kesahajaan

Dengan lauk pauk yang sederhana namun lezat, serta penyajian menggunakan daun pisang, Nasi Penggel mencerminkan kesahajaan dan kearifan lokal. Filosofinya menunjukkan bahwa untuk menikmati hidangan yang lezat tidak perlu kemewahan, cukup dengan apa adanya.

Tradisi Berbagi dan Komunal

Dahulu, bentuk bulatan nasi juga dipercaya sebagai cara untuk membagi nasi secara adil di antara anggota keluarga atau komunitas, mengingat beras merupakan barang berharga. Hal ini memperkuat nilai kebersamaan.

Daya Tarik Wisata Kuliner

Nasi Penggel kini menjadi daya tarik wisata kuliner yang wajib dicicipi oleh wisatawan yang berkunjung ke Kebumen. Keunikan penyajian dan sejarahnya menarik minat banyak orang.

Festival Kuliner

Pemerintah Kabupaten Kebumen juga sering mengadakan Festival Penggel sebagai upaya pelestarian dan promosi kuliner khas ini, yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat. Ini menunjukkan kebanggaan masyarakat terhadap warisan kuliner mereka.

Perekonomian Lokal

Keberadaan Nasi Penggel mendukung banyak pelaku UMKM lokal, mulai dari penjual nasi penggel, pengrajin pincuk daun pisang, hingga peternak sapi dan petani yang menyediakan bahan baku.

Cerita nasi penggel

Nasi Penggel bukan hanya sekadar hidangan lezat, tetapi juga cerminan sejarah perjuangan, nilai-nilai budaya, dan identitas masyarakat Kebumen yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Berikut merupakan liputan mengenai Nasi Penggel oleh CNN Indonesia.